top of page
Writer's pictureKolumnis Auctor

Mereka Yang Terpinggir- Umi Khairunnisa

Updated: Apr 21, 2020

Mereka Yang Terpinggir

Hari ini,

Langit begitu mendung,

Awan pula bergulung-gulung,

Seakan sedang sarat,

Memikul beban yang tidak terlihat,


Lalu angin mula bertiup kencang,

Dedaunan gugur dari pohon-pohon yang rendang,

Mungkin terlalu lemah untuk bertahan,

Kekal menjadi sebahagian dari pepohonan,

Memberi teduhan walau pada seekor haiwan,


Bumi basah,

Titisan-titisan jernih sudah dilepas,

Awan-awan tidak kuat lagi menanggung susah,

Bertahan sendiri begitu payah,


Namun,

Di sebalik gugurnya titisan-titisan jernih,

Tidak diketahui sehingga bila titisan akhirnya,

Ada sesuatu yang berlaku,

Tidak dicerita,

Apatah lagi menjadi liputan berita,


Seorang anak kecil dan ibunya,

Terketar-ketar,

Apakah kerana menahan lapar,

Atau dinginnya titisan-titisan jernih yang mencengkam,

Lalu sang ibu mendepakan tangan,

Meminta anak kecil itu masuk dalam pelukan,

Berharap hangat dapat dirasakan,


Seorang lelaki tua pula, kurus,

Berkemeja putih lusuh,

Sedang tidur, tetapi tidak lena,

Di atas kotak-kotak yang hampir hancur,

Apakah kerana sudah lama diguna,

Atau dek terkena titisan-titisan jernih juga,

Terkadang dia terjaga, lalu duduk terbatuk-batuk,

Kemudian kembali mengekrot,


Ada juga seorang pemuda,

Berambut panjang, tidak terurus,

T-shirtnya kotor, koyak rabak,

Gigih menggeledah timbunan-timbunan sampah,

Dari satu timbunan, lalu berpindah,

Walau titisan-titisan jernih gugur tanpa henti,

Apakah dia kisah,

Sedang perutnya berhari-hari bertahan,

Tidak menerima apa-apa suapan,

Lalu tidak semena-mena dia menari, sendiri,

Di bawah titisan-titisan jernih yang masih belum berhenti,

Apakah kerana menemukan sesuatu untuk disuapkan,

Tetapi tangannya tidak pula mengenggam,

Atau merasa cukuplah titisan-titisan jernih sebagai suapan,

Makanan dan minuman,


Itulah sesuatu yang berlaku,

Di lorong hujung bangunan usang,

Sang anak kecil, sang ibu, sang tua,

Dan sang lelaki gila,

Sedang bertarung meneruskan hidup mereka,

Hujan, panas, mendung, apa sahaja cuaca,

Mereka tetap di sana,

Berharap esok, kehidupan mereka tidak lagi sama,

Bak kehidupan yang dirasakan orang-orang sekelilingnya,

Yang punya rumah walau sekecil apapun ia,

Yang punya makanan walau sedikit apapun ia,

Yang punya pakaian walau selusuh apapun ia,

Yang punya setidaknya keperluan-keperluan asas sahaja,

Apakah mereka tidak berhak merasakan kehidupan yang sama,

Mereka yang terpinggir,

Adilkah andai terus dipinggir?



Umi Khairunnisa binti Mohd Ali

Kolumnis Auctor




173 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page